Saling meminta dan memberi maaf adalah perintah Allah SWT untuk semua hamba-Nya. Karena di dalamnya banyak pintu-pintu kebaikan dan kemuliaan. Sebagaimana firman Allah SWT;الَّذِينَ يُنْفِقُون فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِين الْغَيْظَ وَالْعَافِين عَنِ النَّاسِ وَاللَّه يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَMereka adalah orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.QS. Ali Imran 134Memberi maaf merupakan bagian dari perbuatan atau sifat seorang mukmin. Adapun Makna memaafkan menurut Syekh Mutawalli As-Sya’rawi rahimahullaah di dalam kitab Tafsir As-Sya’rawi adalah sebagai berikut Bahwasanya kalimat maaf itu diambil dari potongan ayat النَّاسِ عَن وَالْعَافِين, maksud dari kalimat affa adalah affa alal atsar. Atsar yang dimaksud adalah bekas yang ditinggalkan dalam perjalanan manusia, seperti halnya bekas perjalanan mereka di padang pasir. Kemudian datanglah angin, menghapus bekas dari perjalanan mereka seperti halnya jejak kaki yang terhapus.Meminta maaf dan saling memaafkan, juga seperti debu-debu ataupun pasir yang terhempas angin. Seolah-olah dosa dan kesalahan tersebut hilang, tak berbekas. Hal ini juga sejalan dengan isyarat yang ada dalam hadis Rasulullah SAW untuk segera menghapus kesalahan bermaaf-maafan yaitu;عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليهDari Abu Hurairah RA bahwasanya; Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang pernah mempunyai kedzaliman terhadap seseorang, baik terhadap kehormatannya atau apapun, maka minta halallah darinya hari ini!. sebelum tidak ada emas dan perak, yang ada adalah jika dia mempunyai amal shalih, maka akan diambil darinya sesuai dengan kedzalimannya, jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka akan diambilkan dosa lawannya dan ditanggungkan kepadanya”. HR. Bukhari No. 2449.Lalu bagaimana perbuatan untuk saling memaafkan setiap saat setelah melakukan kesalahan, dilakukan untuk menyambut dan meramaikan datangnya bulan suci Ramadhan? Atau bahkan dijadikan tradisi para muslim di dunia ketika Ramadhan akan datang. Mengingat ada sebuah hadis yang mengecam seorang mukmin yang tidak mendapat ampunan tatkala melewati أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال آمين آمين آمين فقيل له يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال قال لي جبريل أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت آمين ثم قال رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت آمين ثم قال رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت آمين قال الأعظمي إسناده جيدDari Abu Hurairah RA beliau menceritakan; Rasulullah SAW naik mimbar lalu beliau mengucapkan, Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, Baru saja Jibril berkata kepadaku, Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah karena tidak berbakti kepada mereka berdua,’ maka aku berkata, Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, Amin.” HR. Bukhari No. 646, Ibnu Khuzaimah No. 1888, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 8767.Budaya saling meminta maaf sebelum Ramadhan, memang akhirnya merupakan sarana untuk saling menyapa dan berbagi kebahagiaan akan datangnya bulan Ramadhan. Sekaligus membersihkan diri dari dosa-dosa sebelum menjalani ibadah puasa, karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Dan supaya saat Ramadhan telah pergi meninggalkan kita, kita sudah dalam keadaan terampuni dari segala dosa yang pernah kita ungkapan meminta maaf dan saling memaafkan yang harus dilakukan setiap saat dan tidak menunggu waktu tertentu. Apakah tradisi bermaaf-maafan sebelum Ramadhan ini tidak dianjurkan dan bertentangan dengan agama, karena tidak ada dalil yang saja hal ini bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan agama apalagi tidak dianjurkan. karena dalam pandangan para ulama bahwa menjalani kegiatan atau ritual ibadah, yang sifatnya sunnah dan baik, kemudin dijalankan setahun sekali atau pada momen-momen tertentu, adalah perkara yang ini didasarkan kepada hadis yang Ibnu Umar RA;عَنْ ابْن عُمَر رَضِي الله عَنْهمَا قَال كَانَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَأْتِي مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ مَاشِيًا وَرَاكِبا وَكَانَ عَبْد اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَفْعَلُهُ. رواه البخاري“Ibnu Umar RA berkata “Nabi SAW selalu mendatangi Masjid Quba’ setiap hari sabtu, dengan berjalan kaki dan berkendaraan.” Dan Abdullah bin Umar RA juga selalu melakukannya. HR. Bukhari, [1193].Hadis ini kemudian dijelaskan secara rinci oleh Syaikhul Islam Ibnu Hajar RA dalam kitabnya Fathul Bari sebagaimana berikut;وفي هذا الحديث على اختلاف طرقه دلالة على جواز تخصيص بعض الأيام ببعض الأعمال الصالحه والمداومه على ذلك وفيه أن النهي عن شد الرحال لغير المساجد الثلاثه ليس على التحريم“Hadis ini, dengan jalur-jalurnya yang berbeda, mengandung dalil bolehnya menentukan sebagian hari, dengan sebagian amal shalih dan melakukannya secara rutin. Hadis ini juga mengandung dalil, bahwa larangan berziarah ke selain Masjid yang tiga, bukan larangan yang diharamkan.”Datangnya Ramadhan bukan hanya disambut dengan suka cita saja, namun diharapkan tetap menjaga dan melestarikan berbagai tradisi menjelang datangnya Ramadhan, salah satunya yaitu tradisi bermaaf-maafan. Hal ini dilakukan supaya kita bisa memperoleh berkah dan keutamaan bulan-bulan mulia Allah. Kullu Amm wa Antum bi A’lam
HADISTENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH: HOAX. Hadist Sabar Dan Memaafkan - Nusagates. MUDAH MEMAAFKAN. Facebook![Hadits Inspirasi] Allah Memaafkan Ketidaksengajaan — Steemit] Saling Memaafkan Sebelum Ramadhan, Ini Hukumnya — SteemKR. Ayat Meminta Maaf Dalam Islam.
Ilustrasi memaafkan sesama teman. Foto UnsplashSetiap manusia pasti melakukan kesalahan, entah disengaja atau pun tidak. Sebab, salah dan khilaf adalah fitrah yang sudah melekat pada diri manusi. Bahkan terkadang seseorang berbuat kesalahan terhadap orang lain tanpa itulah agama Islam mengajarkan umatnya untuk segera meminta maaf setelah melakukan kesalahan. Namun sering kali, memaafkan rasanya sangat berat terlebih jika perbuatan orang tersebut sangat menyakiti Allah SWT sudah menuliskan dalam surat An-Nur ayat 22 agar umat Muslim saling memaafkan dan selalu berlapang dadaوَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌArtinya “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kerabatnya, orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” QS. An-Nur 22Ipop S. Purintyas dkk juga menuliskan dalam bukunya yang berjudul Hati yang Bersih, dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah SWT pernah berfirman mengenai hadits tentang memaafkan “Nabi Musa bertanya kepada Allah, Ya Allah, siapakah di antara hamba-Mu yang paling mulia menurut pandangan-Mu?’. Kemudian Allah SWT menjawab, Ialah orang yang apabila berkuasa menguasai musuhnya dapat segera memaafkan’.” Hadits Qudsi Riwayat Kharaithi dari Abu HurairahHadits di atas menegaskan bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang memaafkan dengan menjadikannya mulia dalam pandangan-Nya. Selain hadits di atas, tentunya masih ada lagi hadits tentang memaafkan yang dapat membuat hidup menjadi lebih tenang. Berikut minta maaf. Foto PixabayHadits tentang MemaafkanBerikut ini adalah sejumlah hadits tentang memaafkan yang telah dikutip dari beberapa sumber, di antaranya1. Memaafkan Orang Lain Mendapatkan Kemuliaan“Tidaklah seseorang memberikan maaf, kecuali Allah akan tambahkan kemuliaan baginya.” HR. AhmadHadits di atas mengingatkan pada kisah Umar bin Khattab. Dalam buku Koleksi Hadits dan Kisah Teladan Muslim karangan Ahmad Saifudin dicerikana Umar pernah bertemu dengan seseorang yang membuatnya marah dengan sikap lancangnya karena telah meminta uang yang banyak serta menganggap keputusannya tidak orang tersebut membuat Umar marah besar dan hampir memukulnya. Akan tetapi, Al-Hurr bin Qais segera mencegah seraya berkata, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah SWT berfirman Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang yang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh’.” QS. Al-A’raf 1992. Memaafkan Bentuk dari Sedekah & Mendatangkan SyafaatUstadz Haryadi Abdullah menuliskan dalam bukunya Solusi Sedekah Tanpa Uang bahwa sebetulnya memaafkan kesalahan orang lain termasuk ke dalam bentuk sedekah, Rasulullah SAW bersabda“Tidaklah sedekah itu akan mengurangi harta, dan tidaklah seseorang yang memaafkan kezaliman orang lain, kecuali Allah akan menambahkan baginya kemuliaan dan ia tidak akan dirugikan.” HR. AhmadMelalui hadits di atas, Rasulullah SAW menegaskan tentang keistimewaan memaafkan kesalahan orang lain, yakni Allah SWT akan menambah kemuliaan orang tersebut dan menjadi salah satu pahala khusus. Beliau juga menerangkan bahwa memaafkan akan mendatangkan syafaat di hari kiamat nanti. Berikut adalah haditsnya“Barangsiapa yang memaafkan kesalahan orang lain, maka Allah akan memaafkannya pada hari kiamat.” HR. AhmadIlustrasi Alquran. Foto Pixabay3. Memaafkan adalah Perbuatan yang Paling BenarMelansir dari laman NU Online, memaafkan seseorang setelah melalui pertengkaran, perselisihan, atau sakit hati karena perbuatan orang lain adalah jalan yang paling benar jika dibandingkan dengan membalasnya. Hal ini tertulis dalam hadits berikut iniالْعَفُوْ أَحَقُّ مَا عُمِلَ بِهِ رواه البيهقي عن علArtinya “Memaafkan adalah yang paling hak benar untuk dikerjakan.” HR. Baihaqi dari Ali, Kitab Al-Jami’us Shaghier, hadits nomor 5696 Allahmenjawab,"Caranya dengan engkau memaafkan kesalahan saudaramu yang duduk di sebelahmu itu, yang telah engkau adukan kezalimannya kepada-Ku.". Orang itu berkata, "Ya Allah, baiklah aku maafkan segala kesalahannya.". Allah berkata, "Kalau begitu, peganglah tangan saudaramu itu dan ajaklah ia masuk surga bersamamu.". Oleh Ustadz Berik Said hafizhahullah Tidak diragukan lagi, meminta maaf adalah perkara mulia dan dituntut oleh syari’at, serta dipuji bagi yang melakukannya, terlebih bagi yang mau memaafkan kesalahan orang lain. Terlalu banyak ayat Qur’an maupun hadits shahih yang menyebutkan hal ini, diantaranya ayat berikut Allah Ta'ala berfirmanخُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِا لْعُرْفِ وَاَ عْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh". QS. Al-A'raf 199 Dalam sebuah hadits shahih disebutkanمَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ "Barangsiapa yang pernah berbuat aniaya zhalim terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya maaf pada hari ini di dunia sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka nanti pada hari kiamat bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezhalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizhaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya". [HSR. Bukhari Kapan Permintaan Maaf Dilakukan ? Sebaik-baiknya permintaan maaf hendaklah dilakukan begitu dia merasa telah melakukan kesalahan. Semestinya dia saat itu juga meminta maaf kepada orang yang merasa telah dizhalimimya. Jangan menunda-nundanya, karena dia tidak tahu apakah dia masih akan hidup sampai besok atau tidak. Dan Allah pun telah memerintahkan kita untuk bersegera dalam kebaikan. Tidak diragukan meminta maaf atas kesalahan adalah kebaikan yang bernilai tinggi. Maka mestinya disegerakan dan jangan ditunda-tunda. Allah Ta’ala berfirmanوَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa". QS. Ali 'Imran 133 Adapun menyengaja membiasakan meminta maaf menjelang datangnya Ramadhan baik lewat sms, telfon, atau lainnya, maka ini adalah sesuatu yang tidak memiliki sumber dari Al-Qur'an, As-Sunnah maupun amalan para Salaf radhiallahu 'anhum. Andaikata mengkhususkan meminta maaf menjelang Ramadhan adalah sunnah, sudah pasti Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam akan menjelaskannya kepada kita, dan jelas para Salafpun akan segera menukilkan periwayatannya kepada kita, dan mereka yang paling bersemangat akan mengamalkannya. Maka, hendaklah kita tidak melampaui batas. Apa yang Salaf kita tidak menganggapnya sebagai sunnah, maka janganlah kita menganggapnya sebagai sunnah. Kesimpulannya, meminta maaf dan memberi maaf termasuk perbuatan amat mulia. Meminta maaf yang terbaik adalah dilakukan saat seseorang tersadar bahwa dirinya salah, maka ia mesti meminta maaf dan tidak perlu menunggu hari apalagi bulan tertentu. Membiasakan diri bermaaf-maafan menjelang Ramadhan dan apalagi menganggapnya sebagai bentuk ibadah, maka anggapan ini adalah bid' التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم ______ Mau dapat Ilmu ? Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF TelegramSelainitu, qurban juga harus dijadikan sebagai momen saling memaafkan antar sesama sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW. "Saling memaafkanlah kalian sebelum Hari Arafah karena Nabi Muhammad SAW bersabda: Di hari arafah seluruh amal diangkat menuju Allah kecuaki amalan orang-orang yang saling bermusuhan" Manfaat berqurban dalam hadits yang
PUASA arafah memiliki keutamaan dapat menghapus dosa satu tahun sebelum dan satu tahun sesudahnya. Dalam hadis dari sahabat Abu Qatadah dinyatakan, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam pernah ditanya tentang puasa arafah dan puasa Asyuro, beliau menjawab, صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ “Puasa satu hari Arafah 9 Dzulhijjah, saya berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Dan puasa hari Asyura’ 10 Muharram, saya berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya.” HR. Muslim, no 1162. Namun pertanyaannya, apakah hal ini berlaku untuk seluruh dosa, sehingga seorang tidak perlu istighfar dan taubat? Atau bila perlu seorang bisa beralasan dengan puasa Arafah untuk melegalkan maksiat yang dia lakukan? BACA JUGA Apa Saja Keutamaan Hari Arafah? Mari kita simak penjelasan Imam Nawawi berikut, ketika menjelaskan hadis di atas, معناه يكفر ذنوب صائمه في السنتين، قالوا والمراد بها الصغائر…. فإن لم تكن صغائر يرجى التخفيف من الكبائر، فإن لم يكن رفعت درجاته Makna hadits ini, puasa arafah akan menghapus dosa selama dua tahun yakni 1 tahun sebelum dan sesudahnya bagi orang yang melakukan puasa ini, para ulama mengatakan, ”Maksudnya dosa-dosa yang terhapus itu adalah dosa kecil.” Bila dia tidak memiliki dosa kecil, diharapkan puasa ini menjadi penyebab meringankan dosa besar yang dia lakukan. Apabila tidak memiliki dosa besar, puasa ini akan menjadi penyebab naiknya derajat dia. Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, 8/51 Dosa yang terampuni dengan sebab puasa arafah dan amal shalih lainnya, hanya dosa kecil saja. Tidak berlaku untuk dosa besar. Maka tidak benar beralasan dengan puasa arofah, untuk menghibur diri supaya merasa aman/legal melakukan dosa besar. Karena dosa yang disinggung dalam hadits, yang terhapus dengan sebab puasa arafah, maksudnya adalah dosa kecil saja. Dosa besar, hanya terampuni dengan bertaubat yang jujur kepada Allah, yakni memohon ampunan, penyesalan, serta tekad untuk tidak mengulangi. Foto NPR Dikutip dari Kumparan, sebenarnya puasa arafah tidak jauh berbeda dengan puasa Ramadhan. Namun, dalam pelafalan niatnya terdapat beberapa hal yang berbeda. Menjalankan puasa arafah dengan ikhlas dan khidmat akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Sebelum memulai puasa arafah, tentu kita diwajibkan untuk membaca niat terlebih dahulu. Meski niat tempatnya di dalam hati, kita boleh melafalkannya dengan lisan. Adapun niat puasa arafah adalah sebagai berikut. Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta’alaa Artinya, “Saya niat puasa sunnah arafah karena Allah Ta’ala.” Niat ini bisa dibaca saat malam hari atau ketika sahur. Sedangkan doa buka puasa arafah, yaitu. Allahumma laka shumtu wabika amantu wa’ala rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar rahimiin Artinya, “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Penyayang.” Bisa dilihat jika bacaan doa untuk buka puasa arafah sama dengan doa buka puasa lainnya. Saat mengerjakan puasa arafah, Anda dapat memperbanyak amalan sunnah lainnya, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, berbuat bagi kepada orang lain, maupun bersedekah. Meskipun puasa arafah termasuk puasa sunnah, namun tentu akan lebih baik jika kita melaksanakan sebagai bentuk amalan di bulan Dzulhijjah dengan harapan mendapat ridho dari Allah SWT dan semakin dekat kepada-Nya. Akan tetapi, tidak lantas Anda meninggalkan ibadah wajib lainnya. Sebagai seorang muslim, tentu kita senantiasa harus melakukan ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Amalan di Hari Arafah Foto Unsplash Hari arafah adalah hari ijabah doa. Para salaf dahulu saling memperingatkan pada hari Arafah untuk sibuk beribadah, memperbanyak doa, dan tidak banyak bergaul dengan manusia. BACA JUGA Kenapa Hari Arafah Begitu Istimewa? Atho’ bin Abi Robbah mengatakan pada Umar bin Al Warod, “Jika engkau mampu mengasingkan diri di siang hari Arafah, maka lakukanlah.” Ahwalus Salaf fil Hajj, hal. 44 Untuk itu sudah seharusnya kita memperbanyak doa agar diberikan rezeki yang berkah, diampuni dosa-dosa dan dibebaskan dari api neraka. Selain itu, patutlah kita juga mendoakan saudara-saudara seakidah yang masih terzalimi di negeri muslim lainnya. Doakan pula negeri kita yang sering dilanda bencana dan kerap diliputi berbagai problematika. Dan jangan lupa untuk berdoa agar negeri kita dan dunia terbebas dari pandemi yang telah banyak merenggut nyawa dan membuat perekonomian dunia hancur. Doa ini bagi yang wukuf dimulai dari siang hari selepas matahari tergelincir ke barat masuk shalat Zhuhur hingga terbenamnya matahari. [] Ketiga saling memaafkan. Ajaran ini berpihak pada firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah Ayat 178 yang artinya, "Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yan baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula)".Oleh Aswar Hasan, Deklarator KPPSI Komite Persiapan Penegakan Syariat Islam Sulawesi Selatan, KPI Pusat Periode 2019/2022, Dosen tetap Ilmu Komunikasi Fisip Unhas Makassar Momen lebaran Idul Fitri dimeriahkan dengan ucapan permintaan maaf dari lahir hingga batin. Ucapan semacam itu, bertebaran di media sosial, di iklan media mainstream ataupun di setiap momen perjumpaan secara fisik, terucap kata “Mohon Maaf Lahir Batin”. Ya, meminta maaf lahir batin, sudah merupakan Kebutuhan manusia yang tak luput dari salah dan khilaf. Kita pun baru merasa tenang dan kembali normal saling bersilaturrahmi, jika sudah saling dalam konteks akhlak Islamiyah, yang paling ditekankan adalah mengutamakan point diksi memaafkan bukan meminta maaf. Karena faktor kultur, sosiologis dan psikologis, masyarakat pun mendahulukan meminta maaf. Sementara itu, pengarusutamaan untuk lebih mengutamakan memaafkan pun, menjadi faktor terkemudiankan. Akhirnya, yang lebih memasyarakat adalah pilihan untuk memulai mengajukan/menyampaikan permintaan maaf. Padahal, menurut Pakar Tafsir Alquran Quraish Shihab, hampir tidak ditemukan dalam Alquran perintah untuk meminta maaf. Meminta maaf tidak perlu diperintahkan, karena meminta maaf hanya datang jika seseorang menyadari kesalahannya, sehingga dengan tulus memintanya 13/5-2019. “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh." QS. Al-A’raf 199. Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang”. QS An-Nuur 22 “Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun al Mujadilah2. Dipertegas lagi dengan hadits, bahwa “Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda “Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan HR Ath-Thabrani. Jadi, mendahului dengan inisiatif untuk memaafkan, adalah hal yang diutamakan, “Rasulullah SAW bersabda, "Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada," HR. Bukhari dan Ad Dailani. “Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan oleh Allah." HR. At Tabrani. Jadi, sesungguhnya yang ideal itu adalah memasyarakatkan untuk saling memaafkan bukan sekadar menyemarakkan untuk saling meminta maaf. “Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan”. HR Ath-Thabrani.Memaafkan itu adalah refleksi dari resultante puasa selama Ramadhan, yaitu taqwa. Dengan kata lain, memaafkan itu adalah manifestasi dari taqwa sebagai hasil penggodokan Iman selama ramadan QS. 2 183, 3 133,134.Karenanya, jika seseorang yang justru terlebih dahulu datang meminta maaf, maka secara akhlak Islami, wajib hukumnya untuk memaafkannya. Jika tidak juga mau memaafkan, maka jangan harap diberi kesempatan untuk mendatangi telaga Al Kausar “Barangsiapa yang didatangi saudaranya yang hendak meminta maaf, hendaklah memaafkannya, apakah ia berada di pihak yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal tersebut memaafkan, niscaya tidak akan mendatangi telagaku di akhirat HR Al-Hakim. Sungguh, memaafkan itu lebih utama daripada meminta maaf terlepas siapa yang salah. Termasuk bagi yang telah merasa terzalimi. “Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan HR Ath-Thabrani.Hatikusunyi sebelum mencintaimu Dengan memikirkan keduniaan, ia membuatkan aku leka dan bermegah Ketika hatiku menyeru, fantasi cintamu menyambutnya Bukanku melihatnya tentang kehancuranmu yang berlalu Aku dilempar jauh darimu, andaiku berdusta Jika aku berada didunia lain, aku gembira Jika ada sesuatu dinegara ini dengan segalanya
- Սаж ուдечቤщιго
- Ноռ уηኤյеца ነչէνыкри
- Εማሉдрихип ժуሊէ
- Оւիցιዤ ጸտቬвሰጰаса снорсኤмеб
- ፂրа λихацኀс утоψըм
- Цθ ኺнтефеգуրе
- ምужեረоцуպኼ ιще էվ ροտυջε